Kamis, 24 Juni 2010

Musim Libur, Terpaksa Jadi Biker!


Jika sehari-harinya saya menggunakan angkot untuk berangkat pulang kerja dengan jalur Cisarua-Cibubur-Cisarua, maka selama musim liburan sejolah di bulan Juni-Juli ini saya memutuskan untuk merubah sarana transportasi saya itu, yaitu dengan menggunakan sepeda motor. Maklum sepanjang jalan sepanjang hari, jalanan puncak dari Ciawi, Gadog dan jalan raya Puncak selalu macet. Terkadang jam 9 pagi kemacetan sudah dimulai hingga jam 11 malem. Kebanyakan ya oleh mobil dan bis asal Jakarta yang ingin menikmati liburan di sekitar Puncak. Jadinya pak polisi menggunakan sistem buka tutup untuk mengantisipasi kemacetan itu. Biasanya, saya menggunakan sepeda motor kesayangan saya itu (karena satu-satunya!) paling-paling jika hari Sabtu ada acara di Sekolah atau hari-hari dimana aktivitas mengajar olahraga saya tidak terlalu padat. Jika full mengajar di lapangan dan saya pulang pergi dengan menyemplak sepeda motor honda tiger itu, pasti saya bakalan tepar kecapaian. Maklum jalur sepeda motor Cisarua-Ciawi-Jalan Raya Bogor-Cibubur tidak terlalu ramah untuk sepeda motor. Sudah ramai, padat, banyak pabrik, mall, pasar, pedagang dan pengendara motor yang srunthal-srunthul semaunya sendiri. Ya, jalur ini memang jalur favorit dan satu-satunya dari arah Bogor, Depok, Cibinong ke Jakarta, selain jalan tol tentunya.

Senin, 21 Juni 2010

VOC Ulang Tahun!

Aku ingin terbang tinggi, seperti elaaangggg...... (bro Ale's performance)

VOC yang satu ini jelas bukan sebuah maskapai dagang Belanda jaman penjajahan dahulu, tapi singkatan dari Vario Owner Club. Sebuah club sepeda motor jenis honda vario yang kebanyakan anggotanya masih berusia muda, beda dengan kita, HTML yang sudah banyak babe-babeh-nya he … he….. Dan VOC yang satu ini berulang tahun pada 29 Mei 2010 kemarin. Saya tidak tahu, ini ulang tahun yang keberapa, tapi sepertinya masih berusia cukup muda.

Sebelumnya sudah di posting di milis kalau kita diundang dan bakalan positif memenuhi undangan itu. Sebenarnya saya sudah memutuskan untuk tidak bergabung dengan teman-teman yang akan menghadiri acara tersebut, berhubung harus mengantar keluarga ke mertua di Leuwiliang sana. Dan 30 menit sebelum kita sekeluarga berangkat, hape saya berdering dan ternyata bapak korwil, bro Donny yang menelepon dan menanyakan kesediaan saya untuk bergabung ke HUT VOC. Berhubung yang menelepon sang sesepuh, saya tidak bisa menolak dan akhirnya memutuskan bergabung, tentu saja setelah ngedrop keluarga di mertua.

Selasa, 15 Juni 2010

Dulu Babi Sekarang Monyet!

Saat sedang mengendarai sepeda motor saya suka tertawa sendiri jika melihat stiker dengan beragam isi tulisan-nya. Dulu saat awal-awal saya bergabung dengan komunitas HTML (Honda Tiger Mailing List) di awal 2009-an, waktu itu sedang ngetren-ngetren-nya stiker dengan tulisan “cuma babi yang menerobos lampu merah”. Kenapa babi? Mungkin secara ilmu kebinatangan, babi adalah salah satu binatang yang “ndableg” alias keras kepala, yang kalau jalan tidak bisa nengok kiri kanan dan maunya jalan lurus terus. Ya, semacam celeng atau babi hutan dan sebangsanya itu. Masuk akal memang, sih…..

Minggu, 06 Juni 2010

Jika Si Kecil Harus Membonceng!

 Sebagai “pengamat” kondisi jalan raya, khususnya para pengendara roda dua, seringkali saya harus geleng-geleng kepala melihat keberanian para pengendara roda dua itu. Dimulai dari pelanggaran “biasa” seperti tidak menggunakan helm, belok tanpa aba-aba lampu sen, hingga mengendarai motor sambil asyik menelpon atau ber-SMS, termasuk juga sambil mendengarkan musik lewat mp3 player. Sadarkah mereka bahwa tingkah laku mereka sangat membahayakan, tidak saja buat diri mereka sendiri akan tetapi juga buat pengguna jalan raya yang lain (sok tua he.. he...). Jika dibuat list, mungkin akan banyak sekali bentuk pelanggaran yang dilakukan, maklum tertib dan disiplin belum menjadi budaya dan pola hidup masyarakat jalan raya kita. Mereka takut dan tertib hanya jika ada polisi yang merazia (yang frekuensi-nya semakin jarang). Pelaksanaan UU lalu lintas no.22 yang baru pun belum menampakan kekuatannya. Pak polisi-nya sepertinya masih cuek mendiamkan beragam pelanggaran di depan mata mereka. Sang biker pun mempertontonkan pelanggaran yang mereka lakukan dengan bangganya, duh!

Nah, akhir-akhir ini, di jalan raya saya semakin sering melihat para bapak, para ibu, para mbak, para kakak yang membawa anaknya, adiknya, keponakannya dan mungkin cucunya yang masih kecil bin imut di sepeda motor dengan cara yang sangat serampangan, ceroboh dan membahayakan.