Awalnya saya menanggapi biasa saja, kabar dari SMS center Bogorianz berupa himbauan agar para Bogorianz kopdar lebih awal pada kopdaran tanggal 19 Desember 2009. Para bogorianz diharapkan hadir lebih awal sekitar jam 20.30 WIB dikarenakan bakal kedatangan banyak tamu malam itu, yaitu dari YMB (Yamaha Matic Bogor), MABORT (Macan Bogor Rider Team) dan pengurus POPTI (Persatuan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia). Kedatangan YMB dan MABORT masih bisa saya pahami karena dua klub motor tersebut saya tahu mempunyai hubungan yang erat dengan HTML Bogor alias bogorianz, tapi POPTI? Ada apakah gerangan? Dan ada hubungan apa POPTI denngan para komunitas biker di Bogor?Hal itulah yang membuat saya penasaran kemudian.
Sekitar jam 19.30 WIB saya sudah memacu tigy merah saya menyusuri jalur puncak menuju Bogor, tepatnya ke arah area parkir ILP di depan rumah sakit Salak Bogor, tempat biasa anak-anak bogorianz kopdar. Tumben cuaca waktu itu cerah, tidak seperti biasanya yang selalu diguyur hujan bulan Desember. Di lokasi kopdar, belum ada satu bogorianz pun yang datang. Sambil menunggu para brother itu muncul sayapun memesan sepiring nasi goreng. Seperti biasa, saya pun pesan kepada si abang nasi goreng yang wong jowo itu “segane tambahi, sing pedhes! ya” he..he.. maklum, perut biker, susah kenyangnya! Pada saat mulai mencangkul nasi goreng yang masih panas, berturut-turut muncul bro Ichal, bro Hassy, bro Angga, bro Goen dan bro-bro yang lain. Sepertinya semua bogorianz sudah mendapat kabar kalau kita akan “diserbu” malam itu. Setelah kurang lebih duapuluhan bogorianz berkumpul, kamipun ngariung sebentar membahas beberapa agenda program HTML bogorianz. Setelah itu, berturut-turut datang para biker tamu yang ditunggu-tunggu. Saya hitung ada 3 komunitas motor di kota Bogor yang datang menyambangi tempat kopdaran bogorianz. Mereka adalah komunitas dari YMB (Yamaha Matic Bogor), MABORT (Macan Bogor Rider Team). Saya lihat ada juga sekitar 6 brother biker dengan menunggangi motor minerva baik yang 150cc maupun yang 250cc, hanya sayang sampai kopdaran usai, saya lupa menanyakan nama klub motor mereka.
No Selfiss But Unity
Ada kurang lebih selama 30 menit kami saling bertegur sapa. Baik dengan sesama bogorianz maupun dengan sesama biker tamu. Banyak diantara bogorianz yang sudah mengenal baik tamu-tamunya. Mereka tampak begitu akrab, terlihat dari kedekatan dan canda tawa mereka. Semua berbaur tanpa memandang perbedaan jenis motornya. Malam yang dingin dengan terpaan angin di parkiran ILP terhangatkan dengan suasana yang semakin meriah. Tidak peduli dengan bahasan dan topik pembicaraan, yang jelas suasana brotherhood sesama biker bogor ini begitu kental terasa.
Bogorianz, Friendly To Everybody.
Akhirnya acara yang lebih penting pun segera dimulai. Rupa-rupanya seorang bro dari YMB yaitu bro Robby (maaf kalau salah tulis nama ya bro) yang juga merupakan ketua POPTI cabang Bogor berkeinginan menyampaikan informasi mengenai penyakit thalasemia. Alasan beliau untuk sharing mengenai penyakit itu adalah karena selain informasi ini sangat berguna buat siapa saja (tidak hanya biker) juga dikarenakan salah seorang putranya pun terkena penyakit ini. Kamipun dengan serius mendengarkan penuturan bro Robby. Berikut beberapa point mengenai penyakit thalasemia seperti yang dituturkannya
- Thalasemia merupakan penyakit genetik (keturunan) jadi tidak menular. Penyakit itu berupa cacat genetik dimana keruasakan DNA akan menyebabkan tidak optimalnya produksi sel darah merah. Pusat dari mekanisme kelainan ini terletak pada salah satu gen pembentuk hemoglobin pada sel darah merah manusia yang juga berguna sebagai pengangkut oksigen.
Bro Robby : Cek Kesehatan Sebelum Nikah ya......
- Thalasemia menimpa anak yang lahir (biasanya anak ke 3) dari dari pasangan orang tua yang menderita “thalasemia trait” (pembawa sifat/pembawa gen thalasemia) dua-duanya (ayah dan ibu). Dengan kata lain ayah dan ibunya sehat (karena hanya sebagai pembawa gen), anaknya lah yang akan menderita thalasemia (disebut dengan thalasemia mayor).
- Penderita thalasemia akan terus mendapatkan tranfusi darah secara rutin selama hidupnya.
- Tranfusi darah yang diberikan kepada penderita thalasemia ini bukan merupakan teraphy penyembuhan akan tetapi hanya bersifat suportif (membantu) mengurangi gejala.
- Tranfusi darah yang dilakukan secara terus menerus terhadap menderita thalasemia ini beresiko penumpukan zat besi pada penderita yang dapat menyebabkan pembengkakan hati dan limpa dan dapat membuat terganggunya organ tubuh yang lain.
- Zat besi yang menumpuk akibat tranfusi darah yang terus menerus itu harus dikeluarkan, baik dengan alat khusus dan obat-obatan yang sangat mahal. Menurut bro Robby, alat yang dipakai harus bergiliran sesama anggota POPTI.
- Gejala thelesemia diantaranya pucat, sulit tidur, lemas, kurang nafsu makan, mudah infeksi dan penipisan atau kerapuhan tulang.
- Thalaemia tidak akan menurun pada anak, jika hanya satu orang tua saja (ayah atau ibu) yang menjadi thalasemia trait.
- Check kondisi kesehatan sebelum pasangan akan menikah sangatlah perlu.
Pada saat mendengarkan penuturan bro Robby tersebut, terus terang saya pribadi sebagai orang tua merasa trenyuh, terharu sekaligus kagum terhadap bro Robby dan sang istri yang begitu tabah menghadapi ujian-Nya. Dalam hati saya berkata, mudah-mudahan Allah SWT segera menurunkan obat yang tepat untuk thalasemia ini dan semua penderitanya bisa sembuh total. Bukankah tiada Aalah menurunkan suatu penyakit melainkan dengan obatnya?
HTML, MABORT, YMB, Minerva,
Where Brotherhood Has No Limit!
Oya dalam menurut bro Robby pula, bahwa POPTI cabang Bogor belum lama dibentuk dan merupakan cabang yang ke 18 setelah POPTI Garut. Setelah itu sebagai bentuk persaudaraan sejati di kalangan biker kota Bogor, diadakan penggalangan dana secara spontan. Para biker Bogor ini pun dengan antusias mengisi kotak dana yang diedarkan. Dan sebagai ucapan terima kasih, bro Robby mempersilahkan para biker ini menempelkan sticker komunitas motornya di kotak dana. Tidak hanya stickernya, hati saya pun terasa ikut melekat disana, merasakan penderitaan para penyandang penyakit thalasemia ini. Mudah-mudahan Allah memberi saya rizki sehingga bisa membantu kesembuhan saudara-saudara-ku ini. Beberapa brother juga memberikan pesan penyemangat pada selembar kertas yang ada.
Setelah itu, kami para bogorianz pun melepas kepergian para brother tamu. Mereka ada yang kembali pulang ke rumah, ada pula yang ke tempat kopdar masing-masing. Sedangkan para bogorianz memilih melakukan rolling thunder ke arah curug nangka. Hanya saja, saya merasa sudah sangat mengantuk malam itu hingga memilih tidak ikut rolling thunder dan kembali ke rumah.
--- Buat para brother yang ingin tahu atau berniat membantu penderita thalasemia bisa menghubungi bro Robby Kurniawan di nomor 0817151017
Sumber Penulisan :
-Kopdar di ILP.
-http://www.klik-brc.com.
-http://www.waspada.co.id.
-http://www.jurnalbogor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar