Minggu, 06 Juni 2010

Jika Si Kecil Harus Membonceng!

 Sebagai “pengamat” kondisi jalan raya, khususnya para pengendara roda dua, seringkali saya harus geleng-geleng kepala melihat keberanian para pengendara roda dua itu. Dimulai dari pelanggaran “biasa” seperti tidak menggunakan helm, belok tanpa aba-aba lampu sen, hingga mengendarai motor sambil asyik menelpon atau ber-SMS, termasuk juga sambil mendengarkan musik lewat mp3 player. Sadarkah mereka bahwa tingkah laku mereka sangat membahayakan, tidak saja buat diri mereka sendiri akan tetapi juga buat pengguna jalan raya yang lain (sok tua he.. he...). Jika dibuat list, mungkin akan banyak sekali bentuk pelanggaran yang dilakukan, maklum tertib dan disiplin belum menjadi budaya dan pola hidup masyarakat jalan raya kita. Mereka takut dan tertib hanya jika ada polisi yang merazia (yang frekuensi-nya semakin jarang). Pelaksanaan UU lalu lintas no.22 yang baru pun belum menampakan kekuatannya. Pak polisi-nya sepertinya masih cuek mendiamkan beragam pelanggaran di depan mata mereka. Sang biker pun mempertontonkan pelanggaran yang mereka lakukan dengan bangganya, duh!

Nah, akhir-akhir ini, di jalan raya saya semakin sering melihat para bapak, para ibu, para mbak, para kakak yang membawa anaknya, adiknya, keponakannya dan mungkin cucunya yang masih kecil bin imut di sepeda motor dengan cara yang sangat serampangan, ceroboh dan membahayakan.


Mungkin, anda para pembaca juga sering menemukan fenomena itu di jalan raya, tapi mudah-mudahan bukan anda pelakunya. Yang membuat saya ngeri dan miris adalah karena boncenger yang mereka bawa itu masih sangat tiny alias kecil alias baby. Dan dengan pedenya mereka “menaruh” sang boncenger mungil itu, terkadang didepan pengemudi dengan dipegang satu tangan, atau di dek depan-berdiri atau jongkok dengan pegangan setang,ada juga yang membonceng di belakang tanpa diikat dan dibiarkan si anak berpegangan di pinggang sambil kepala mengangguk-angguk menahan kantuk! Kebayang nggak sih kalau si anak tertidur beneran dan terlempar dari boncengan…..!!!

Dalam mengendarai sepeda motor sebaiknya para biker mempersiapkan diri dan boncenger-nya dengan sebaik mungkin. Hal ini berlaku baik untuk boncenger dewasa maupun anak-anak. Boncenger anak-anak jelas membutuhkan perhatian dan pengamanan ekstra. Euforia punya motor baru (yang semakin mudah didapat itu) terkadang membuat kewaspadaan pengemudi berkurang, yang penting (maaf) terlihat keren, cool, jalan-jalan naik motor baru dan dengan bangga membawa si buah hati berjalan-jalan, entah itu sekedar keliling kompleks ataupun belanja ke mini market!

Membawa si kecil dengan posisi seperti yang saya sebut diatas jelas berbahaya. Jalan raya penuh dengan beragam situasi dan kondisi yang serba tidak terduga akibat ulah para pengguna yang tidak disiplin. Ngerem mendadak, belok mendadak, ngegas mendadak akan dapat membuat si kecil terlempar dari pegangan dan sadel jok motor, please sadari itu bro, sis……

Cara teraman, mungkin tidak membawa si kecil menaiki kendaraan roda dua. Tapi tentu saja hal ini tidak bijaksana mengingat faktor ekonomi (termasuk saya he.. he..), dimana kendaran bermotor roda dua masih menjadi banyak pilihan keluarga di Indonesia. Dan jikalau anda benar-benar tidak punya pilihan dan membawa si kecil dengan sepeda motor merupakan keputusan terakhir, mohon perhatikan hal-hal sebagai berikut.

- Usahakan si kecil menggunakan pakaian yang aman dan savety selayaknya pengemudi. Jika sudah agak besar, penggunakan helm dengan visor penutup mata untuk anak adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jika masih bayi, penutup kepala akan sangat dianjurkan. Jaket, sarung tangan dan sepatu juga hal yang wajib dipakai. Paling tidak pakaian yang tertutup sangat berguna mencegah masuk angin mengingat ketahanan tubuh si kecil yang belum sekuat orang dewasa.

- Penempatan si buah hati juga harus diperhatikan. Secara pribadi saya lebih suka tidak membawa anak saya naik motor jika tidak ada orang dewasa lain. Sehingga si anak bisa saya tempatkan di posisi tengah boncengan. Sangat lebih aman, depan dan belakang ada yang melindungi.


- Untuk usia anak 7-9 tahun akan lebih aman dan nyaman jika mengunakan kursi tambahan untuk boncenger anak-anak. Biasanya kursi tambahan ini sudah lengkap dengan sandaran punggung dan tangan juga ada sabuk pengikatnya (sudah banyak di jual di toko accesoris motor). Asli yang ini bukan promosi, karena saya pun belum sreg banget dengan bangku tambahan seperti ini. Tapi jika tidak ada orang dewasa yang ikut membonceng, bangku ini bisa menjadi pilihan. Dan jika terpaksa sekali, mengikat si anak dengan kain atau ikatan lain merupakan tindakan yang bijaksana. Biarin deh, diketawain orang yang penting si buah hati aman.

- Jangan membawa boncengan anak kecil terlalu banyak (3 sampai 4 anak plus barang bawaan hayuh wae angkut!). Dari sisi ekonomis lebih praktis, tapi dari sisi handling dan keselamatan, ngeri bro….!!
- Jangan membawa si kecil dengan posisi :
o Berdiri di dek depan (untuk jenis motor bebek, scooter atau matic).
o Digendong dengan gendongan (jika masih bayi) di bagian depan.
o Dipegang di depan dengan satu tangan (kiri), sementara tangan kanan mengontrol gas.
o Di belakang tanpa ada orang dewasa lagi dibelakangnya.

- Dan sedikit tambahan, jika bepergian agak jauh jangan lupa persiapkan obat-obatan (baik jenis untuk P3K maupun sekedar obat ringan guna mengatasi gangguan kesehatan si kecil selama perjalanan seperti minyak kayu putih, obat anti mabok dan sejenisnya).

Akhir kata, tetap waspada dan berfikir panjang dalam membawa anak kecil jika berkendara. Tidak ada salahnya menggunakan prinsip : persiapan terbaik untuk hal yang terburuk. Syukur-syukur tidak terjadi apa-apa selama perjalanan walaupun anda sudah mengantisipasi beragam kemungkinan dengan sebaik mungkin. So, keep sevety riding bro, sis ………

Sumber gambar :
- http://202.43.165.157gramediaotomotif
- http://ramadhan.kompas.com
- http://sofian-sukajadi.blogspot.
- http://www.sripoku.com
- http://velayatriders.wordpress.com

(Ditulis oleh : Herry Wongkeb)

1 komentar: